Selasa, 17 November 2009

OPTIMALISASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI TNI ANGKATAN UDARA DALAM RANGKA MELAKSANAKAN TUNTUTAN TUGAS

OPTIMALISASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
DI TNI ANGKATAN UDARA DALAM RANGKA MELAKSANAKAN TUNTUTAN TUGAS


PENDAHULUAN

1. TNI sebagai komponen bangsa bertugas menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, sedangkan TNI Angkatan Udara merupakan bagian integral dari TNI yang mempunyai tugas melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara. Dalam menjalankan tugasnya TNI Angkatan Udara melaksanakan operasi udara dimana membutuhkan beberapa hal diantaranya personel, Alutsista dan sarana informasi. Sarana informasi tersebut diperlukan tingkat kehandalan dan kesiapan yang tinggi untuk menghadapi era Informasi. Menurut fungsinya antara lain berupa informasi tentang intelijen, operasi, personel, logistik, produksi kesehatan, perencanaan program anggaran dan metode penegakan prosedur. TNI Angkatan Udara telah memiliki beberapa program aplikasi diantaranya sarana informasi antara lain Sistem Informasi Status Kesiapan Satuan dan Pangkalan (SISKSP), Eksekutif Informasi Sistem (EIS), Automatic Logistic Management System (ALMS), Inventaris Kekayaan Negara (IKN), Riwayat Hidup (RH), Daftar Penghasilan Pokok (DPP), Photobase (personel) dan Jaringan Informasi Operasi (JIOPS), Operasi Pendidikan (OPSDIK) TNI AU.

2. Disamping sarana informasi diatas ada pula sistem informasi lain yang telah diaplikasikan di TNI Angkatan Udara yaitu Sistem Informasi Komando Kendali Komunikasi dan Informasi yang dikenal dengan sebutan K3I. Dari semua aplikasi yang ada dalam menjalankan aplikasinya semua sistem informasi tersebut masih berjalan sendiri-sendiri atau terpisah. Oleh sebab itu informasi yang dihasilkan masih terputus-putus sehingga apabila diperlukan untuk input sistem informasi lainnya masih harus dilaksanakan setelah teknologi informasi sebelumnya selesai dan dilakukan secara manual, dengan demikian kebutuhan informasi yang disyaratkan harus mudah, cepat, tepat, aman dan mutahir tidak terpenuhi.
3. Untuk menjawab tantangan akan teknologi Informasi TNI Angkatan Udara yang handal, dapat menghadapi ancaman dan tantangan di masa ke depan maka harus dilakukan pembenahan terhadap Sarana Informasi yang ada yaitu dengan membuat suatu Sistem Informasi yang terintegrasi dari semua aplikasi yang dibutuhkan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk merealisasikan suatu sistem teknologi Informasi yang diharapkan tidak menjadi suatu masalah, tinggal komitmen kita bersama bagaimana untuk memanfaatkan penggunaan teknologi informasi.

PROFIL “ PEMERINTAH PROPINSI DKI JAKARTA”

4. Visi Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta Berbasis Teknologi Informasi yaitu”Jakarta Yang Nyaman dan Sejahtera Untuk Kita Semua”. Jakarta yang nyaman bermakna terciptanya rasa aman, tertib, tentram, dan damai. Jakarta yang sejahtera bermakna terwujudnya derajad kehidupan penduduk jakarta yang yang sehat, layak dan manusiawi.Terwuudnya aparatur pemerinah DKI Jakarta yang bermoral, professional, sejahtera dan bertaraf internasional.
Sebagai Misi Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta Berbasis Teknologi Informasi yaitu Membangun tata kota pemerintahanyang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah “Good Govermance”, Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima, Memberdayakan masyarakat dengan prinsip pemberian otoritas pada masyarakat untuk mengenali permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan pemecahan yang terbaik pada tahapan perencanaan, pelaksanaan , pengawasan, dan pengendalian pembangunan, Membangun sarana dan prasarana kota yang menjamin kenyamanan, dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan, Menciptakan lingkungan kehidupan kota yang dinamis dalam mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan. Peningkatan kompetensi SDM aparatur, Perencanaan dan pengembangan karier pegawai dengan sistem terbuka yang obyektif, Penempatan SDM berdasarkan kompetensi jabatan, Peningkatan kesejahteraan pegawai berbasis kinerja, Peningkatan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi, Peningkatan akurasi data pegawai, Penerapan sistem reward dan punishment dalam rangka pembinaan kepegawaian.


PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SDM TERHADAP TNI AU

5. Sistem Informasi TNI Angkatan Udara sebagai suatu Sarana Informasi dan pengolahan data, memegang peranan yang cukup penting dalam menunjang penyelenggaran kodal, pembinaan dan penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara yang berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan Iptek di era informasi yang demikian pesatnya, dituntut kehandalan Sistem Informasi yang dapat menyajikan informasi secara mudah, cepat, tepat, aman dan mutahir Untuk memenuhi tuntutan tersebut, penyelenggaraan dan pembinaan Sistem Informasi TNI Angkatan Udara perlu selalu disesuaikan secara terus menerus dan terpadu. Dalam rangka mendinamisasikan keterpaduaan dalam penyelenggaraan dan pembinaan, maka perlu memantapkan dan menata kembali. Pada hakekatnya merupakan kebijakan penyelenggaraan komputerisasi Teknologi Informasi TNI Angkatan Udara. Kebijakan perancangan komputerisasi serta pembinaannya dalam rangka mendukung pelaksanaan Tugas TNI Angkatan Udara perlu memperhatikan strata manajemen dan komando dalam jaringan sistem yang terpadu. Peranan dalam perancangan Teknologi Informasi TNI AU yang dapat menyatu dengan Sistem Informasi Dephan/TNI dilakukan sebagai berikut yaitu : Mabesau, Wewenang Mabesau sebagai badan pelaksana pusat dalam meningkatkan penggunaan sistem informasi TNI AU sebagai berikut :

a. Perangkat Keras (Hardware). Perangkat keras yang digunakan tidak dapat mendukung kegiatan dalam mengoperasikan program-program aplikasi yang ada untuk itu diperlukan peranan untuk meningkatkan kinerja dari hardware tersebut, yaitu dengan cara :

1) Mengupgrade harddisk SCSI komputer server utama dari 75 GB menjadi 120 GB sehingga kapasitas penyimpanan data dari pemrosesan semua server aplikasi dapat disimpan.

2) Mengupgrade memori komputer server utama dari 512 Mb menjadi menjadi 2 Gb sehingga proses pengolahan data dapat dilakukan cepat hasil pengolahan data dapat dengan cepat ditampilkan untuk pimpinan.

3) Untuk komputer-komputer server aplikasi di upgrade kapasitas harddisk SCSI dari 35 GB menjadi 100 GB sehingga dapat menampung data dari komputer workstasion

4) Untuk komputer server aplikasi dengan menambah memori menjadi 1 Gb sehingga proses pengolahan data pengolahan semua aplikasi dapat dilakukan cepat

b Perangkat Lunak (Software). Proses perancangan sistem dimulai dengan penjabaran rumusan kebutuhan sistem para Pembina Fungsi dan Pengguna Informasi dalam rangka melaksanakan fungsi manajemen dan komando yang menjadi tugasnya. Sesuai dengan siklus hidup pengembangan Sistem Infomasi kegiatan perencanaan dimulai dari survei dan investigasi permasalahan atau kebutuhan dan studi kelayakan sistem. Selanjutnya disusun usulan tentang Sistem Informasi dan setelah mendapatkan arahan dan persetujuan Pimpinan, maka usulan Sistem Informasi TNI AU tersebut dijabarkan dalam rancangan terstruktur yang terintegrasi yang meliputi :

1) Integrasi Perangkat Lunak Sistem Aplikasi Informasi. Rancangan Aplikasi Sistem Informasi TNI AU digunakan untuk mendukung fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan penggunaan kekuatan TNI AU. Aplikasi Sistem Informasi TNI AU dibentuk dalam susunan modul dari setiap bidang kegiatan organisasi. Secara garis besar rancangan modul aplikasi Sistem Informasi TNI AU adalah sebagai berikut :

2) Integrasi Modul Aplikasi Intelijen. Aplikasi Intelijen dibagi dalam Sub Modul yang terdiri dari :

a) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Intelijen. Modul ini berisi informasi tentang data-data intelijen yang akan disajikan ke pimpinan.

b) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengamanan. Modul ini berisi informasi tentang data-data pengamanan para pejabat VIP dan VVIP .

3) Integrasi Modul Aplikasi Operasi. Aplikasi Operasi dibagi dalam Sub Modul yang terdiri dari :

a) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Kesiapan Operasi dan Latihan. Modul ini berisi informasi tentang kesiapan latihan yang akan dilaksanakan oleh TNI AU.

b) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pelaksanaan Operasi dan Latihan. Modul ini berisi informasi tentang kegiatan operasi dan latihan yang sedang diselengarakan oleh TNI AU dan jajarannya.

c) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Kesiapan Logistik Dukungan Operasi. Modul ini berisi informasi tentang kesiapan logistik baik berupa Bmp maupun Senmu.

d) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Teritorial dan Potdirga. Modul ini berisi informasi kegiatan binpotdirga.

4) Integrasi Modul Aplikasi Personel. Aplikasi Personel dibagi dalam Sub Modul yang terdiri dari :

a) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pembinaan Personel Terpusat. Modul ini berisi informasi tentang pembinaan personel tingkat pusat.

b) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pembinaan Personel Kotama / Lanud. Modul ini berisi informasi tentang pembinaan personel tingkat kotama ataupun lanud.

c) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pembinaan Lembaga Pendidikan. Modul ini berisi informasi tentang pembinaan personel tingkat pusat.

d) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pembinaan Rumah Sakit.

5) Integrasi Modul Aplikasi Logistik. Aplikasi bidang logistik dibagi dalam Sub Modul yang terdiri dari :

a) Sub Modul Aplikasi yang berkaitan dengan Bidang Pemeliharaan Alutsista. Modul aplikasi ini berisikan infomasi tentang pemeliharaan alutsista pesawat yang dlakukan di satuan pemeliharan.

b) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Pemeliharaan Pesawat terbang. Modul aplikasi ini berisikan infomasi tentang pemeliharaan pesawat terbang yang dlakukan di satuan pemeliharan.

c) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Pemeliharaan Radar / Komlek. Modul aplikasi ini berisikan infomasi tentang pemeliharaan radar / Komlek yang dlakukan di satuan pemeliharan.

d) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Kalibrasi. Modul aplikasi ini berisikan infomasi tentang pengendalian kalibrasi di satuan pemeliharan.

6) Integrasi Aplikasi yang berkaitan dengan Bidang Pembekalan Alutsista. Aplikasi yang berkaitan dengan bidang pembekalan Alutsista ini mempunyai beberapa modul diantaranya :

a) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Inventori, yang terdiri dari Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Inventori tingkat Lanud dan Inventory Tingkat Pusat.

b) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Pengadaan/ Kontrak. Modul ini berisikan informasi tentang pengadaan/kontak-kontrak yang sudah dilakukan.

c) Aplikasi yang berkaitan dengan komoditi non Alutsista yaitu Sub Modul Sistem Infomasi Manajemen Pengendalian Tanah dan Bangunan.

7) Integrasi Modul Aplikasi Produksi Kesehatan. Aplikasi Produksi Kesehatan ini terdiri dari dari sub modul diantaranya sebagai berikut :

a) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Produksi Obat-obatan. Modul ini berisikan informasi tentang data-obat yang dilkeluarkan oleh dinas.

b) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Inventory Bekal Kesehatan. Modul ini berisikan informasi tentang stok bahan baku dari obat yang dilkeluarkan oleh dinas .

8) Integrasi Modul Aplikasi Perencanaan Program dan Anggaran. Aplikasi Perencanaan Program dan Anggaran ini terdiri dari beberapa sub modul diantaranya sebagai berikut :

a) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Perencanaan Daftar Usulan Kegiatan (DUK / DIK). Modul ini berisikan informasi tentang usulan kegiatan yang diajukan oleh satuan-satuan ke Srenaau.

b) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Perencanaan Daftar Usulan Pembangunan (DUP/DIP). Modul ini berisikan informasi tentang usulan pembangunan
c) Perangkat Lunak Sistem Operasi. Dengan melihat model aplikasi yang akan dibangun maka pemilihan Sistem Operasi harus yang memenuhi syarat adalah :

(1) Windows 2003 server. Windows server 2003 server merupakan sebuah operating system yang digunakan pada komputer server utama

(2) Linux Redheat versi 7.3. Perangkat lunak ini adalah sebuah operating system yang digunakan pada komputer server aplikasi

9) Integrasi Perangkat Lunak Aplikasi. Mengintegrasikan semua aplikasi-aplikasi yang ada dengan melibatkan semua organisasi yang berkepentingan untuk dapat menampilkan data yang nantinya diperlukan. Melihat sistem yang akan dibangun komplek maka memerlukan perangkat lunak aplikasi yang handal yaitu:

a) Oracle Interprise. Merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk mengintegrasikan database-database yang akan dibuat.

b) Oracle Development. Merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun/membuat modul-modul aplikasi.

c) Oracle Reporting. Merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur format pelaporan yang akan dihasilkan.

d) Integrasi Modul Aplikasi. Software aplikasi yang sudah ada harus ada perubahan dan melengkapi kekurangannya, aplikasi tersebut harus terintegrasi dalam suatu Sistem Informasi. Perangkat lunak yang dikembangkan dan dioperasikan adalah

(1) Modul Aplikasi Intelijen. Modul ini berisikan informasi tentang kegiatan intelijen udara.

(2) Modul Aplikasi Operasi. Modul ini berisikan informasi
tentang kegiatan operasi udara.

(3) Modul Aplikasi Personel. Modul ini berisikan informasi tentang personel baik berupa riwayat hidup maupun photobase.

(4) Modul Aplikasi Logistik. Modul ini berisikan informasi tentang kegiatan logistik berupa Senmu dan Bmp.

(5) Modul Aplikasi Produksi Kesehatan. Modul ini berisikan informasi tentang kegiatan dalam produksi obat-obat dan bahan baku yang disiapkan dalam produksi obat-obt tersebut.

(6) Modul Aplikasi Perencanaan Program dan Anggaran. Modul ini berisikan informasi perencanaan program dan anggaran tiap-tiap satuan kerja dilingkungan TNI Angkatan Udara.

10) Integrasi Perangkat Lunak Data Base. Penggabungan data base yang ada dengan melakukan konversi dari data base lama dengan data base baru serta melakukan pengindekkan ulang untuk semua data yang adanya dengan melakukan konversi secara manual ataupun secara automatis dengan menggunakan software. Sotfware data base yang harus digunakan harus sudah mendukung multi user dan dapat mengelola data yang sangat banyak mengingat data personel yang sudah pensiun tidak boleh dihilangkan, untuk itu software data base yang digunakan adalah :

a) Oracle Data Base Interprise. Merupakan software database
yang digunakan dalam mengintegrasikan modul2 aplikasi yang ada.
b) My SQL. Software aplikasi yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi yagn dibangun.

MANFAAT YANG BISA DIPELAJARI/DITERAPKAN DI TNI AU

8. Manfaat teknologi informasi dalam SDM terhadap TNI Angkatan Udara dapat memberikan pelayanan informasi seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan adanya software aplikasi, adanya sumber daya dan prasarana pendukung sehingga kemantapan komponen teknologi Informasi yang meliputi beberapa bidang yaitu perangkat lunak, perangkat keras dan personel dapat terpenuhi khususnya untuk tingkat Kotama dan Lanud, adapun bidang-bidang tersebut adalah :

a. Perangkat Lunak (Software). Perangkat lunak yang digunakan saat ini dengan pembangunan yang dikembangkan dilakukan secara terencana serta dilakukan oleh satu pembuat sistem aplikasi , sehingga aplikasi yang dihasilkan dapat saling terintegrasi atau bekerja dalam satu database yang besar. Perangkat Lunak yang berupa buku-buku petunjuk penyelenggaraan teknologi informasi terpenuhi dan memasyarakat di seluruh instansi TNI Angkatan Udara. Kondisi perangkat lunak meliputi perangkat lunak aplikasi dan perangkat lunak sistem operasi yang ada saat ini adalah sebagai berikut :

1) Perangkat Lunak Aplikasi. Perangkat lunak aplikasi yang telah dikembangkan dan diimplementasikan tersedia. Perangkat lunak yang dikembangkan dan dioperasikan adalah :

a) Bidang Personel. Modul Aplikasi Manajemen dan Pembinaan Personel dengan Sub Modul, antara lain :

(1) Sub Modul Aplikasi Riwayat Hidup Personel. Modul ini berisikan data riwayat hidup personel TNI Angkatan Udara.

(2) Sub Modul Aplikasi Data Nominatif Personel. Modul aplikasi ini berisikan tentang daftar nama-nama nominatif perwira yang diurutkan berdasarkan pangkat dan jabatan.
(3) Sub Modul Aplikasi Pembayaran Penghasilan. Modul aplikasi ini mengolah data-data yang berhubungan dengan gaji rutin maupun non rutin personel TNI AU.

(4) Sub Modul Aplikasi EIS Personel. Modul aplikasi ini berisikan sub modul operasi, logistik dan personel.

(5) Sub Modul Aplikasi Photobase. Modul aplikasi ini berisikan data personel yang dilengkapi dengan foto, dimana digunakan untuk promosi ataupun usulan kenaikan pangkat personel.

b) Bidang Logistik. Modul Aplikasi Manajemen dan Pembinaan Logistik dengan Sub Modul antara lain :

(1) Sub Modul Inventori yang dikembangkan oleh Ditjen Ranahan Dephan meliputi IKN.

(2) Sub Modul Automatic Logistic Manajement System (ALMS) diselenggarakan Dismatau hasil pengembangan yang dilaksanakan pihak ketiga.

c) Bidang Operasi. Modul Aplikasi Manajemen dan Pembinaan Operasi dengan Sub Modul antara lain :

(1) Sub Modul Executive Informasi Sistem (EIS). Modul aplikasi ini berisikan data tentang operasi, logistik, personel dan aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan.

(2) Sub Modul Sistem Informasi Status Kesiapan Satuan dan Pangkalan (SISKSP).

2) Perangkat Lunak Sistem. Perangkat Lunak sistem yang digunakan adalah :

a) Sistem Operasi. Merupakan suatu perangkat lunak yang digunakan untuk memproses kerja dari komputer, adapun sistem operasi yang digunakan adalah :

(1) Windows 2003 Server. Windows server 2003 server merupakan sebuah operating system yang digunakan pada komputer server utama.

(2) Linux Redheat versi 7.3. Perangkat lunak ini adalah sebuah operating system yang digunakan pada komputer server aplikasi.

3) Software Aplikasi. Merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam merancang suatu program aplikasi, yang mana terdiri dari :
a) Visual Basic Versi 6.0. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP).
b) Visual Foxpro Versi 6.0. Visual Foxpro merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object yang berorientasi kepada multi database.
4) Software Database. Suatu perangkat lunak yang digunakan dalam merancang datatabase yang akan digunakan, yang terdiri dari :

a) SQL Server Versi 7.0. Perangkat lunak yang digunakan untuk merancang database pada komputer server.

b) SQL Workstation Versi 2000. Perangkat lunak yang digunakan untuk merancang database pada komputer workstation

b. Perangkat Keras (Hardware). Di bidang perangkat keras sarana dan prasarana komunikasi mengunakan server yang dimana tiap-tiap program aplikasi mempunyai satu server tersendiri. Perangkat keras untuk mendukung Sistem Informasi TNI Angkatan Udara terdiri dari perangkat komputer dan perangkat komunikasi data, diantaranya dapat kita lihat sebagai berikut :

1) Tingkat Mabesau. Konfigurasi komputer yang digunakan adalah server dan beberapa terminal dengan sistem client server. Jaringan komputer yang digunakan adalah LAN terbatas aplikasi personel..
2) Tingkat Kotama dan Lanud. Untuk tingkat Kotama TNI AU sudah di gelar diantaranya :

a) Koopsau I. Jajaran di Koopsau I yang terdiri Lanud-lanud sebagai berikut :

(1) Lanud Halim P.
(2) Lanud Atang Sendjaja.
(3) Lanud Suryadarma.
(4) Lanud Pekanbaru.
(5) Lanud Supadio.

b) Koopsau II. Jajaran di Koopsau II yang terdiri Lanud-lanud sebagai berikut :

(1) Lanud Iswahjudi.
(2) Lanud Abdurrahman Saleh.
(3) Lanud Hasanuddin.

c) Kohanudnas. Jajaran di Kohanudnas meliputi Kosek-kosek sebagai berikut :

(1) Kosek Hanudnas I Jakarta.
(2) Kosek Hanudnas II Makasar.
(3) Kosek Hanudnas III Medan.
(4) Kosek Hanudnas IV Biak.

d) Kodikau. Jajaran di Kodikau meliputi Lanud-lanud sebagai berikut :

(1) Lanud Adi Soemarmo.
(2) Lanud Adi Sucipto.
(3) Lanud Sulaiman.

e) Koharmatau. Jajaran di Koharmatau meliputi Depo-depo sebagai berikut :

(1) Depohar 10 Hussien.
(2) Depohar 20 Madiun.
(3) Depohar 30 Malang.
(4) Depohar 40 Sulaiman.
(5) Depohar 50 Solo.
(6) Depohar 60 Madiun.
(7) Depohar 70 Hussien

f) Makorpaskhas. Jajaran di Korpaskhasau meliputi Wing-wing sebagai berikut :

(1) Wing I Paskhas Jakarta.
(2) Wing II Paskhas Malang.
(3) Wing III/Diklat Sulaiman.

c. Komunikasi Data. Telah tergelar “Fiber Optic” di setiap gedung (Gedung B-I, B-II, B-III dan gedung pimpinan) sebagai Back Bone yang disiapkan untuk pengembangan jaringan komputer ditingkat Mabesau, sedangkan jaringan komunikasi data yang menghubungkan Mabesau dengan Kotama menggunakan jaringan Telkom. Komunikasi data SISKSP yang menghubungkan Puskodal TNI AU dengan Puskodal Kotama memungkinkan untuk dikembangkan sebagai jaringan komunikasi data dari sistem informasi TNI AU tetapi sudah tidak berjalan dan juga saat ini belum optimalnya pemanfaatan jaringan VPN IP.

d. Personel (Brainware). Dibidang personel belum semua Kotama maupun Lanud terdapat personel yang mempunyai kualifikasi komputer sehingga tidak mampu mengawaki peralatan yang telah diinstalasi, dimana jumlah personel PDE yang ada untuk mengawaki Infolahta TNI AU sangat terbatas. Salah satu faktor utama adalah karena di reorganisasinya POP TNI AU tahun 2000, sehingga proses pengumpulan, pengolahan data tidak dapat berjalan dengan optimal dan Infolahta Kotama tidak berfungsinya badan-badan infolahta ditingkat Kotama dan tingkat Lanud karena tidak adanya personel yang mengawaki organisasi tersebut.

PENUTUP

14. Demikianlah naskah tentang Optimalisasi Penggunaan Teknologi Informasi di TNI Angkatan Udara Dalam Rangka Melaksanakan Tuntutan Tugas, dengan harapan dapat dijadikan sebagai sumbang saran pada pimpinan dalam upaya mengembangkan Teknologi Informasi TNI Angkatan Udara pada masa depan, penulis menyadari bahwa naskah ini masih perlu dibahas lebih lanjut, khususnya dalam pengembangan perangkat lunak aplikasi maupun peningkatan kemampuan perangkat kerasnya berdasarkan Tehnologi Informasi.


Jakarta, Nopember 2009

Perwira Siswa



Lusia Tri Lestari,S.Pd
Kapten Kes NRP 524503














Minggu, 01 November 2009

Komunikasi Massa

KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA
SEKOLAH KOMANDO KESATUAN

KERTAS KARYA PERORANGAN
TENTANG
KOMUNIKASI MASSA

1. Tentang Harian Media Indonesia dan Harian Seputar Indonesia ( SINDO ) ?

Tentang “MEDIA INDONESIA”
Media Indonesia diterbitkan untuk yang pertama kali pada tanggal 19 Januari 1970. Media Indonesia sebagai surat kabar umum pada masa waktu itu dan baru bisa menerbitkan 4 halaman dengan tiras yang sangat terbatas. Alamat kantor di Jl. MT. Haryono, Jakarta dan disitulah sejarah panjang awal Media Indonesia. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia.
Menginjak tahun 1976 Media Indonesia baru bisa berkembang dan memunculkan menjadi 8 halaman. Sementara itu perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) dengan perubahan ini penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha.
Dengan kesadaran ingin terus maju, kemudian pada tahun 1988 oleh Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia bergandeng tangan dengan Surya Paloh, sebagai mantan dari pimpinan surat kabar Prioritas. Dengan melalui kerjasama ini, dua kekuatan bersatu yaitu ”kekuatan pengalaman bercampur dengan kekuatan modal dan semangat ”. Maka pada tahun itu juga lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru dibawah PT. Citra Media Nusa Purnama.
Bapak Surya Paloh sebagai Direktur Utama sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur.Bersamaan dengan itu, kantor usaha dan redaksi dipindahkan ke Jl. Gondandia Lama No. 46 Jakarta.
Pada awal tahun 1995, tepat dengan usianya yang ke 25 bagi Surat Kabar Media Indonesia dan menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Di gedung baru ini semua kegiatan di bawah satu atap, Redaksi, Usaha, Percetakan, Pusat Dokumentasi Perpustakaan, Iklan, Sirkulasi dan Distribusi serta fasilitas penunjang karyawan.
Sejarah panjang serta motto ” Pembawa Suara Rakyat ” yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia belaka, tetapi menjadi semangat dan spirit untuk pegangan kerja sampai kapan pun juga.
Kemudian Semenjak Surat Kabar Media Indonesia dipegang oleh tim manajemen baru di bawah payung PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Muncul untuk yang pertama kali dalam industri pers tahun 1986 dengan menerbitkan harian Prioritas. Namun Prioritas memang kurang bernasib baik, karena belum cukup lama menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP-nya dibatalkan oleh Departemen Penerangan. Dimana antara Prioritas dengan Media Indonesia memang ada “benang merah” yaitu berada di dalam karakter kebangsaannya.
Bapak Surya Paloh sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap gigih berjuang mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan ini ditunjukkan dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan, bahkan menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.01/84 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air.
Pada tahun 1997, Djafar H. Assegaff yang baru menyelesaikan tugasnya sebagai Duta Besar di Vietnam dan sebagai wartawan yang pernah memimpin beberapa harian dan majalah, serta menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum LKBN Antara, oleh Surya Paloh dipercayai untuk memimpin harian Media Indonesia sebagai Pemimpin Redaksi. Saat ini Djafar H. Assegaff dipercaya sebagai Corporate Advisor. Para pimpinan Media Indonesia saat ini adalah : Direktur Utama dijabat oleh Rahni Lowhur Schad, Direktur Pemberitaan dijabat oleh Saur Hutabarat dan dibidang usaha dipimpin oleh Alexander Stefanus selaku Direktur Pengembangan Bisnis.
Waktu berganti, warna berubah, tetapi visi untuk membangun sebuah harian independen serta menatap hari esok yang lebih baik, tetap tidak berubah.

Tentang "HARIAN SEPUTAR INDONESIA”
“Sumber Referensi Terpercaya"

Pers telah menjadi bagian yang sangat penting, bahkan di jaman sekarang yang semakin maju mengikuti perkembangan zaman dalam Iptek, sehingga pers memiliki kekuatan dan peranan strategis dalam mewarnai kehidupan ketatanegaraan. Pers berperan sebagai penyeimbang dan kontrol terhadap jalannya pemerintahan. Kekuatan inilah yang mengantarkan pers pada urutan keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Oleh karenanya, agar kekuatan dan peran pers yang sangat besar itu tidak disalahartikan dan disalahtafsirkan, pers dituntut untuk menggunakan fungsinya dengan tepat, sesuai dengan standar jurnalisme yang benar. Pers juga harus memiliki peran penyeimbang agar tidak menjurus kearah trial by press.
Amanat ini yang akan dan harus diemban Koran Seputar Indonesia sebagai surat kabar baru yang lahir di tengah ketatnya persaingan penerbitan persuratkabaran di tanah air.
Koran Seputar Indonesia terbit perdana, pada 30 Juni 2005 dan di lahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi (MNI), sub-sidiary dari PT. Media Nusantara Citra (MNC) yang menaungi RCTI, TPI, Global TV dan Trijaya Network. PT. MNC sudah sangat berpengalaman dalam mengelola media serta terbilang mapan dan berpengaruh, baik di kalangan masyarakat maupun kaum penggemarnya.

Sebagai surat kabar baru, Koran Seputar Indonesia ditujukan untuk memudahkan sekaligus memenuhi kebutuhan pembaca dalam satu keluarga. Sebagai contoh pada saat sang Ayah memilih news, sang Ibu bisa menikmati dan enjoy untuk membaca lifestyle, sedangkan si Anak juga bisa bebas membaca sport. Atau juga sang Ayah bisa membawa news ke kantor dengan meninggalkan lifestyle untuk dibaca Ibu di rumah, sementara si Anak memasukkan sport ke dalam tas untuk dibaca dalam perjalanannya. Dalam artian mereka bisa bertukar section tanpa harus mengganggu keasyikan masing-masing.

Koran Seputar Indonesia hadir setiap pagi dengan sajian berita-berita yang akurat, mendalam, penuh gaya dan warna. Koran Seputar Indonesia juga akan menyapa pembaca dengan sentuhan jurnalisme khas untuk selalu memberikan lebih dari sekadar berita.

Apalagi ditunjang dengan kreatifitas visual yang progresif dan tidak konservatif, Koran Seputar Indonesia yakin akan menjadi media yang unik. Sajian berita yang bersahabat, karena pemanfaatan bahasa dan image yang ramah (tidak berdarah-darah), aktual dan informatif, karena berita terkini disajikan dengan ringkas dan jelas dengan topik-topik yang hangat. Koran yang menghibur karena didukung oleh desain yang menarik dan tidak membuat kening berkerut. Mampu mengakomodasi Feature Lifestyle dan Infotainment sekuat berita. Sajian berita yang bersifat Non Partisan atau tidak memihak dan dapat dipercaya.
Target pembaca adalah masyarakat kelas menengah ke atas, pendidikan Sarjana, segmentasi usia 18 tahun ke atas. Dengan diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 52% dan pembaca wanita sebanyak 48%. Target distribusi Koran Seputar Indonesia adalah kota-kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah pembaca sebesar 1 juta orang.
Koran yang bersifat Young and Friendly Newspaper, tercermin dari penggunaan bahasa yang renyah dan sarat dengan unsur partisipasi publik, dan mampu menyajikan gaya hidup yang meliputi in depth news, lifestyle, sport, dan entertainment. Terbit selama 7 hari selama 1 minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. Edisi Reguler terbit 44 halaman dengan 3 bagian/ section.

Karakteristik pembaca memiliki kebiasaan membaca lebih dari satu surat kabar, karena tidak ingin tertinggal informasi penting dan informasi hiburan dalam waktu yang bersamaan. Termasuk kelompok masyarakat yang haus informasi dan inovatif sehingga mudah menerima hal baru, dimana Koran Seputar Indonesia “Satu Koran Segala Berita”.






2. Surya Paloh dan PRO ( Manajer Humas TPI ) menggunakan teori ”Agenda Setting” Mengapa ?
Apa sebenarnya yang dinamakan dengan ” AGENDA SETTING ” ?
Teori Agenda Setting, memberikan ulasan :
Teori Agenda Setting muncul merupakan respons terhadap beberapa teori yang telah ada sebelumnya. Teori sebelumnya yang merujuk pada paradigma Magic Bullet, paradigma ini dipengaruhi situasi perang dunia II dan masa kejayaan Hitler, sehingga media menjadi corong utama kekuasaan. Magic Bullet menganggap bahwa media mempunyai pengaruh yang besar dan efek langsung pada audience yang menjadi komunikan. Di umpakan dengan seseorang melepaskan tembakan, ketika senjata meletus, maka pelurunya langsung mengenai sasaran. Paradigma Magic Bullet beranggapan bahwa media dapat secara langsung membuat orang yakin akan sebuah realitas ketika realitas itu dipublikasikan media.
Menurut Cohen seorang teoritis Agenda Setting, faktanya media tidak selalu berhasil untuk membuat orang langsung meyakini sebuah realitas. Tapi media mampu membuat orang sadar akan realitas itu. Orang tahu (sadar) akan sebuah realitas, tapi belum tentu percaya (yakin) pada realitas itu secara langsung. Dalam bahasa Cohen, media lebih berhasil mengajak “what to think about”, (media tidak berhasil untuk meyakinkan orang tentang sesuatu) daripada mengajak “what to think” ( media berhasil hanya sekedar memikirkan sesuatu).
Dalam Teori Agenda Setting memberi pengaruh kepada para teoritisi dan peneliti media massa sesudahnya, sebenarnya apa yang dimaksud dengan Teori Agenda Setting?
Ada dua cara untuk mengetahui Agenda Setting, yakni dalam pengertian umum dan pengertian khusus. Pertama, dalam pengertian umum Agenda Setting berhubungan dengan tiga agenda yang saling berhubungan dalam teori-teorinya yakni:
* Agenda media, agenda media adalah seperangkat topik atau isu yang dibahas oleh media (televisi, radio, koran, dan lain-lain).
* Agenda publik, agenda publik adalah seperangkat topik atau isu yang dianggap penting oleh publik.
* Agenda kebijakan pemerintah, agenda kebijakan merupakan topik atau isu-isu yang diyakini oleh para pembuat keputusan (legeslatif, yudikatif dan eksekutif) sebagai isu yang menonjol.
Kedua, Agenda Setting dalam pengertian khusus adalah proses dimana berita media mengarahkan publik dalam menetapkan hal-hal yang bersifat relatif penting untuk melihat beragam isu publik. Agenda Setting mempengaruhi publik bukan dengan mengangkat “isu-isu ini penting” secara terbuka, namun lebih dengan memberikan ruang dan waktu agar publik menganggap isu-isu itu penting.
Pengertian umum dari Agenda Setting dalam masing-masing terdapat tiga agenda merupakan variabel yang terpisah dan dependen, namun saling memiliki hubungan. Penelitian McCombs dan Shaw’s menggarisbawahi bahwa agenda media dan agenda publik memiliki hubungan yang lebih bersifat resiprokal atau timbal balik, maka kedua agenda media dan publik kemudian akan diikuti oleh variabel agenda kebijakan.
Setelah mengerti akan arti dari teori agenda setting maka kita dapat mengetahui mengapa Surya Paloh dalam kampanye politiknya dan PRO TPI membantah kebangkrutannya mereka menggunakan teori tersebut,antara lain dengan tujuan :
* Mempengaruhi publik bukan dengan mengangkat “isu-isu ini penting” secara terbuka, namun lebih dengan memberikan ruang dan waktu agar publik menganggap isu-isu itu penting.( Tentang Surya Paloh dan PRO TPI )
* Mengarahkan publik dalam menetapkan hal-hal yang bersifat relatif penting untuk melihat beragam isu publik.



3. Studi Kasus. Pada acara sertijab Kasau ( Bintang 4 ), Dispenau mengundang wartawan untuk meliput kegiatan yang tentu saja menurut kalangan TNI sangat penting. Namun kenyataannya jumlah wartawan yang hadir jauh lebih banyak pada acara sertijab Kapolda Jaya ( Bintang 2 ). Mengapa hal itu bisa terjadi ?

Panggilan kerja wartawan adalah meliput untuk menghasilkan berita. Wartawan menjalankan tugasnya sebagai profesi, yaitu sebagai pekerja mandiri yang digerakkan oleh panggilan kepedulian karena redaktur tidak selalu memberikan tugas kepada wartawan. Di dalam tugasnya seorang wartawan dapat meliput peristiwa-peristiwa yang meliputi :
a. Peristiwa momentum : peristiwa yang timbul begitu saja tanpa diduga sebelumnya.b. Peristiwa teragenda : peristiwa yang telah diketahui sebelumnya kapan peristiwa itu akan terjadi.
c. Peristiwa lanjutan (Follow-up News) : kelanjutan suatu berita tentang peristiwa yang telah disiarkan sebelumnya.
d. Peristiwa fenomena : Peristiwa yang berlangsung seolah tanpa memiliki petunjuk yang jelas, sehingga hanya dapat diketahui dengan mengamati berbagai gejala.

Mengenali Karakteristik Pembaca Wartawan harus berpihak kepada pembaca dengan mengenali karekteristik pembaca melalui beberapa aspek, yaitu geografis, sosiografis, dan psikografis, kriteria kelayakan berita.

Kriteria kelayakan berita , mengandung nilai berita sebagai berikut :

a. Significance (penting), yaitu kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.b. Magnitude (besar), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.
c. Timeliness (waktu) , yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.
d. Proximity (kedekatan), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional.
e. Prominence (tenar), yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca, seperti orang, benda, atau tempat.
f. Human Interest (manusiawi) , yaitu kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa.

Dengan melihat tugas dari wartawan dan kriteria kelayakan berita yang akan diliput bisa dijelaskan mengapa pada saat sertijab Kasau jumlah wartawan lebih sedikit dibandingkan pada saat sertijab Kapolda Jaya. Hal tersebut dikarenakan :

a. Sertijab Kasau :
1) Dianggap penting hanya dikalangan TNI AU pada Khususnya dan TNI pada umumnya.
2) Pergantian pejabat Kasau tidak terlalu mempengaruhi kebijakan yang ada di kehidupan masyarakat luas.
3) Kasau ? Tidak semua masyarakat tau apa dan siapa serta kerjanya apa ? dalam artian kurang Familier ditelinga masyarakat.
4) Acara yang diselenggarakan tidak begitu dekat hubungannya dengan masyarakat.

b. Sertijab Kapolda Jaya :
1) Moment yang penting untuk dikonsumsi masyarakat luas mengingat jabatan Kapolda memiliki hubungan yang dekat dengan masyarakat.
2) Pergantian Kapolda tentunya mempengaruhi kebijakan yang ada di masyarakat baik tentang lalu lintas, penanggulangan kejahatan / kriminalitas yang merupakan konsumsi sehari hari masyarakat luas.
3) Kapolda ? semua orang tau bahwa Kapolda adalah orang yang bertanggung jawab tentang keamanan , kenyamanan dan ketentraman dalam kehidupan masyarakat luas.
4) Acara yang diselenggarakan begitu dekat dengan masyarakat karena dalam kesehariannya polisi bertugas berdampingan dengan masyarakat.


4. Topik atau issue dilingkungan TNI AU yang bisa dijual ?

TNI Angkatan Udara sebagai bagian integral TNI merupakan komponen utama kekuatan pertahanan negara di udara yang bertugas melaksanakan upaya pertahanan dan pengamanan negara dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, TNI AU melaksanakan pembinaan terhadap seluruh potensi nasional aspek udara untuk dapat diwujudkan menjadi kekuatan yang memiliki kemampuan menegakkan kedaulatan negara di udara.

Mengacu dari tugas TNI AU tersebut diatas sebenarnya banyak yang dapat di jadikan topik atau issue sehingga TNI AU dapat diliput oleh media dan makin populer ditengah tengah masyarakat, antara lain :

a. Dengan mengadakan berbagai kegiatan olah raga yang berhubungan dengan kedirgantaraan / Matra udara yang melibatkan masyarakat luas.
b. Liputan tentang peran penting pesawat angkut serta Heli Copter yang dimiliki TNI AU dalam mendukung kegiatan sosial di tempat bencana.
c. Liputan tentang Pangkalan Udara yang ada di seluruh Indonesia.
d. TNI AU lebih bersifat terbuka apabila ada wartawan yang ingin mendapatkan informasi tentang matra udara.
e. Menjalin hubungan yang harmonis dengan wartawan secara kekeluargaan akan menumbuhkan simpati tersendiri bagi para wartawan.
f. Kegiatan-kegiatan lain, seperti Latihan-latihan(terbang formasi, aeromodeling, terjun payung, dll) yang dilaksanakan oleh TNI AU.

Jakarta, 1 Nopember 2009
Perwira siswa




Lusia Tri Letari, S.Pd
Kapten Psk NRP 524368

Senin, 05 Oktober 2009

SIAP DAN WASPADA

BERJAGA JAGALAH DAN WASPADA BAHWA MUSIBAH DATANGNYA SEPERTI PENCURI DI WAKTU MALAM.KITA TIDAK TAHU DATANGNYA.MAKA KITA SEBAGAI ORANG BERIMAN HARUS SELALU MOHON PERLINDUNGAN DAN TETAP......WASPADA.

BIODATA

NAMA : LUSIA TRI LESTARI
TEMPAT TGL LAHIR : WONOGIRI ,30 NOV 1974
PENDIDIKAN : S1 UNS SOLO
DIK MIL : SEPA PK 1998
DINAS : LANUD ADI SUCIPTO